Skip to main content

Kerja Sama Indonesia-Brasil dalam Pengembangan Peternakan Sapi Perah Tropis untuk Swasembada Susu

Jakarta, 13 September 2024 – Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, baru-baru ini mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertanian Brasil, Carlos Favaro, di Chapada Dos Guimaraes, Brasil. Pertemuan ini menandai langkah penting dalam memperkuat sektor peternakan Indonesia melalui kolaborasi internasional.

Salah satu hasil penting dari pertemuan tersebut adalah inisiasi Memorandum of Understanding (MoU) antara PT Asiabeef Biofarma Indonesia (Asiabeef) dan Agropecuaria 31 (31 Group). Kesepakatan ini mencakup rencana investasi besar-besaran untuk pengembangan 100.000 ekor sapi perah tropis asal Brasil yang akan dibudidayakan di Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produksi susu nasional dan mempercepat pencapaian swasembada susu dalam negeri. Investasi yang diperkirakan mencapai nilai Rp 4,5 triliun diharapkan dapat meningkatkan pasokan protein hewani di Indonesia, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor daging dan susu.

Menteri Amran menekankan bahwa masuknya investor asal Brasil ini akan menciptakan lapangan kerja baru di sektor peternakan, memperkuat perekonomian pedesaan, dan mendukung upaya swasembada daging serta susu.

“Kehadiran investor asal Brasil ini dapat turut mendukung upaya kita untuk swasembada daging dan susu,” ujar Amran dalam keterangan tertulisnya.

Mentan Amran juga mengungkapkan harapannya agar Indonesia dapat secara mandiri memenuhi kebutuhan protein dari dalam negeri. Untuk mencapai tujuan tersebut, pengembangan peternakan harus dilakukan secara besar-besaran dengan dukungan investasi yang kuat.

Dalam pertemuan itu, Menteri Pertanian Brasil, Carlos Favaro, menyampaikan komitmennya untuk segera berkunjung ke Indonesia bersama sejumlah pengusaha besar di sektor peternakan. Kunjungan ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi kerja sama lanjutan antara kedua negara dalam membangun sektor peternakan Indonesia yang lebih maju.

Bilateral Usai G20 Agriculture Ministerial Meeting (AMM)

Pertemuan bilateral Indonesia-Brasil ini dilangsungkan setelah Menteri Amran menghadiri G20 Agriculture Ministerial Meeting (AMM). Pada kesempatan tersebut, Amran menegaskan komitmen Indonesia untuk terus mentransformasi sistem pertanian dan pangan secara holistik. Ia juga memaparkan sejumlah capaian penting Indonesia dalam bidang pertanian, termasuk swasembada beras pada tahun 2017, 2019, 2020, dan 2021, serta surplus produksi jagung, bawang merah, kelapa sawit, ayam, dan telur.

Menteri Amran menyoroti tantangan global dalam meningkatkan produksi pangan, terutama dalam menghadapi perkiraan pertumbuhan populasi global yang mencapai 8,6 miliar pada tahun 2030. Ia menyampaikan bahwa Indonesia akan mengambil langkah strategis dengan menekankan solusi fleksibel dan inovatif untuk meningkatkan ketahanan pangan, sambil tetap melestarikan sumber daya alam yang semakin terbatas.

“Kita harus meningkatkan produksi pangan sambil melestarikan sumber daya alam kita yang semakin menipis,” tegas Amran.

Sebagai penutup, Amran mengajak seluruh anggota G20 untuk bekerja sama dalam membangun sistem pertanian yang tangguh dan berkelanjutan, serta berbagi praktik terbaik guna mengatasi tantangan global di bidang pangan.

Kerja sama antara Indonesia dan Brasil ini menjadi bagian penting dari strategi besar pemerintah Indonesia untuk memperkuat sektor pertanian dan peternakan, sekaligus memperkokoh ketahanan pangan nasional.

Kementerian Pertanian Tegas Memberantas Korupsi: Mentan Andi Amran Sulaiman Lakukan Bersih-Bersih di Internal

Jakarta, 10 September 2024 – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menunjukkan komitmennya dalam memberantas praktik korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian. Dalam aksi cepat dan tegas, seorang direktur di Kementerian Pertanian, IM dicopot dari jabatannya setelah terungkap terlibat dalam skandal pengadaan barang dan jasa. Pencopotan ini dilakukan segera setelah laporan diterima pada subuh hari.

Tak hanya itu, pada 29 Agustus 2024, Direktur Alat dan Mesin Pertanian (Alsintan) Fausiah T Landja melaporkan dugaan tindak pidana penipuan terkait proyek pengadaan alat pertanian kepada pihak berwajib. Kasus ini melibatkan pihak-pihak yang mencatut nama Fausiah untuk memperoleh keuntungan ilegal. Polisi bertindak cepat dengan memanggil pihak terkait setelah laporan diajukan pekan lalu.

Mentan Amran Sulaiman, yang kembali menjabat pada Oktober 2023, terus menjalankan program bersih-bersih di lingkungan Kementan, terutama dalam menindak oknum yang terlibat dalam praktik korupsi. Beliau secara tegas memerintahkan Inspektorat Jenderal untuk mengusut laporan tentang calo yang meminta fee kepada kontraktor. Mentan juga tak ragu untuk melaporkan oknum yang terbukti terlibat langsung kepada aparat penegak hukum.

Sejak pertama kali menjabat sebagai Mentan pada 2014, Amran Sulaiman telah melakukan mutasi dan demosi terhadap 1.479 pegawai, memberikan sanksi kepada 844 pegawai, bahkan memecat beberapa pegawai karena terbukti melakukan penyelewengan. Komitmen ini juga terlihat saat beliau mengapresiasi tim seleksi CPNS kala adik iparnya gagal dalam seleksi CPNS Kementan pada 2017, serta menolak permintaan bantuan dari sahabatnya terkait proyek pengadaan pupuk senilai Rp100 miliar.

Keberhasilan Mentan dalam menciptakan pemerintahan yang bersih juga tercermin dari berbagai penghargaan yang diraih Kementerian Pertanian, termasuk penghargaan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas sistem pengendalian gratifikasi terbaik dan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan selama tiga tahun berturut-turut.

Kebijakan tegas Mentan dalam memerangi korupsi telah membawa dampak positif bagi sektor pertanian Indonesia. Pada 2017, 2019, 2020, dan 2021, Indonesia berhasil mencapai swasembada beras tanpa perlu mengimpor beras medium. Atas prestasi ini, FAO memberikan penghargaan tertinggi Agricola Medal kepada Presiden Joko Widodo sebagai bentuk pengakuan atas keberhasilan Indonesia dalam sektor pangan.

Dengan dedikasi dan tindakan nyata yang terus dilakukan, Mentan Andi Amran Sulaiman tidak hanya memperkuat integritas Kementerian Pertanian, tetapi juga memastikan keberlanjutan pembangunan sektor pertanian yang bersih, transparan, dan akuntabel demi kesejahteraan petani dan masyarakat Indonesia.

Wamentan Sudaryono: Program Kementan Dorong Indonesia Menuju Swasembada Beras

JAKARTA, (26/8) – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan optimisme terhadap kinerja sektor pertanian Indonesia yang terus mengalami peningkatan produksi, mendekatkan negara pada capaian swasembada pangan.

Sudaryono menjelaskan bahwa tren positif ini terlihat dari data proyeksi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bulan Agustus dan September, di mana produksi beras menunjukkan peningkatan yang signifikan.

Menurut data BPS, produksi beras pada bulan Agustus tercatat mencapai 2,84 juta ton, dan pada bulan September naik menjadi 2,87 juta ton. Sementara itu, BPS juga memperkirakan bahwa produksi beras pada bulan Oktober akan mencapai 2,59 juta ton.

“Data BPS menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam produktivitas beras pada bulan Juli hingga September, yang sebagian besar merupakan hasil dari refocusing anggaran Kementerian Pertanian terkait program pompanisasi dan optimasi lahan rawa yang kami gencarkan tahun ini,” ujar Wamentan Sudaryono di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin, 26 Agustus 2024.

Wamentan menambahkan bahwa pemerintah terus menggencarkan program pompanisasi sebagai solusi untuk memperluas areal tanam (PAT), yang menjadi salah satu langkah strategis menuju swasembada dan upaya menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

“Program-program yang dijalankan oleh Kementerian Pertanian tahun ini telah berhasil meningkatkan produktivitas padi. Kami berharap tren ini terus berlanjut sehingga Indonesia dapat benar-benar menekan impor dan mencapai swasembada pangan,” lanjutnya.

Sudaryono juga menjelaskan bahwa swasembada merupakan bukti keberhasilan Indonesia dalam meningkatkan produksi pertanian, dengan kebijakan impor yang hanya mencakup 10 persen dari total kebutuhan konsumsi.

“Kita ingin mencapai swasembada agar dapat menekan impor. Jika memang harus impor, jumlahnya harus sangat minimal,” pungkasnya.

Suksesnya Gerakan Minum Susu di Banyumas: Membangun Generasi Sehat dan Cerdas

Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) memastikan pelaksanaan Gerakan Minum Susu bagi siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumas, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berjalan sesuai rencana. Program ini, yang dimulai pada 5 Agustus 2024, bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak melalui peningkatan konsumsi susu.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, meninjau langsung pelaksanaan program di SDN Kalisube pada 12 Agustus 2024. Ia menekankan pentingnya program ini sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi yang cukup sejak dini.

Dalam minggu pertama pelaksanaannya, sebanyak 6.454 botol susu segar telah didistribusikan, dengan 88,8% di antaranya diminum habis oleh siswa. Ditjen PKH bersama Dinas Kesehatan setempat terus memantau pelaksanaan program dan memberikan edukasi kepada siswa untuk menghabiskan susu yang diberikan.

Sekretaris Daerah Banyumas, Agus Nur Hadie, menyampaikan rasa syukurnya atas terpilihnya Banyumas sebagai sampel program ini. Ia optimistis bahwa Gerakan Minum Susu akan memberikan manfaat signifikan bagi perkembangan fisik dan kecerdasan anak-anak di Banyumas.

Pelaksanaan Gerakan Minum Susu ini diharapkan tidak hanya meningkatkan gizi anak-anak, tetapi juga mendukung ketahanan pangan nasional dan mendorong peningkatan produksi susu dalam negeri. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman saat ini tengah mengumpulkan data untuk mengevaluasi dampak program ini, dengan harapan dapat menjadi model bagi daerah lain di Indonesia.

Dengan pemantauan dan evaluasi ketat, Ditjen PKH berharap Gerakan Minum Susu ini berhasil meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak sekolah dasar di Banyumas serta memperkuat kesadaran tentang pentingnya asupan gizi sejak dini.

Pengembangan Peternakan Ayam Ras Petelur Skala Mikro Kecil: Langkah Nyata Menuju Ketahanan Pangan dan Pemberdayaan Ekonomi Rakyat

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) bekerja sama dengan Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (LPER) Indonesia untuk mengembangkan gerakan ekonomi kerakyatan yang berfokus pada peternakan ayam ras petelur skala mikro kecil. Inisiatif ini menjadi bagian dari program ketahanan pangan nasional yang menargetkan peningkatan kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui model peternakan berbasis klaster.

Pada Jumat, 9 Agustus 2024, Dirjen PKH, Agung Suganda, bersama Ketua LPER, H. Mulyadi Atma, melakukan kunjungan ke Panti Asuhan Siti Hamdana Sjamsoedin di Palasari, Cijeruk, Bogor. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung kegiatan chick-in ayam pullet petelur, yang menjadi bagian dari program peternakan berbasis klaster yang dilaksanakan secara mandiri oleh panti asuhan tersebut.

Dalam kesempatan tersebut, Agung mengapresiasi langkah panti asuhan yang telah berhasil mengembangkan peternakan ayam ras petelur dengan populasi mencapai 10 ribu ekor. Berdasarkan perhitungan Ditjen PKH, panti asuhan ini memiliki potensi untuk menghasilkan 4,32 juta butir telur selama satu siklus produksi, dengan omset harian mencapai Rp. 13 juta atau sekitar Rp. 394 juta per bulan.

Agung menjelaskan bahwa skema peternakan mikro kecil ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitar, tetapi juga berkontribusi pada perputaran ekonomi pedesaan. “Ini adalah bentuk nyata dari pemberdayaan ekonomi rakyat melalui skema klasterisasi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujar Agung.

Dalam rangka mendukung program Makan Bergizi, pemerintah juga telah menyusun konsepsi dan roadmap untuk memastikan ketersediaan daging dan telur ayam ras melalui skema klaster peternakan berbasis di pedesaan dan kecamatan. Skema ini tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga memastikan ketersediaan pangan yang berkualitas dengan harga terjangkau bagi masyarakat luas.

Agung menambahkan bahwa skema klaster peternakan ayam petelur ini sangat tepat diterapkan di Indonesia karena memiliki keseragaman manajemen budidaya serta efisiensi biaya logistik. Dengan demikian, pola ini tidak hanya menguntungkan peternak dan konsumen, tetapi juga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan kemandirian wilayah.

Ditjen PKH bersama LPER berkomitmen untuk terus mengawal dan mengembangkan model usaha peternakan ini, agar dapat berjalan dengan baik dan memberikan manfaat optimal bagi masyarakat. Agung juga berharap bahwa pelaku usaha lainnya dapat mengembangkan pola serupa, sehingga turut berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan ketahanan pangan nasional.

Pelajari lebih lanjut tentang program ini dan langkah-langkah strategis lainnya untuk membangun ketahanan pangan Indonesia di situs web kami.

Mentan Ajak Peternak Sapi, Kambing, dan Domba Tingkatkan Produksi Daging dan Susu

Jakarta, 2 Juli 2024 – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengundang secara langsung para pelaku usaha di bidang peternakan, khususnya peternak sapi, kambing, dan domba, untuk mempercepat penyediaan daging dan susu yang berkualitas. Acara ini berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Pertanian pada tanggal 2 Juli.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mencapai tujuan besar dalam program Makan Bergizi. “Rencana besar kita adalah Makan Bergizi. Saatnya kita bergandengan tangan, bersinergi, dan berkolaborasi untuk menggunakan momentum emas ini dalam memenuhi program Presiden terpilih,” ujar Mentan Amran.

Mentan Amran juga menyoroti berbagai aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyediaan daging dan susu, seperti regulasi dan legalitas (perizinan), sumber benih dan bibit, kemudahan lahan, insentif pembiayaan, serta sarana dan prasarana logistik. “Permudah legalitas, pelaku usaha berproduksi dan menguntungkan. Regulasi-regulasi mana yang dibutuhkan, sampaikan ke sini,” tegas Mentan Amran.

Lebih lanjut, Mentan Amran menambahkan bahwa ke depannya perlu dibuat kawasan terintegrasi untuk menciptakan sistem produksi yang efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Ali Agus, turut menyampaikan pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi pelayanan prima kepada para pelaku usaha peternakan. “Mereka adalah pahlawan-pahlawan pangan yang menyediakan sumber-sumber protein hewani seperti susu dan daging. Tugas kita adalah menerjemahkan arahan Menteri Pertanian ke dalam bentuk yang nyata, bagaimana melayani dengan optimal dan prima,” ujar Ali Agus.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, berharap Indonesia dapat mencapai swasembada daging dan susu melalui kolaborasi kuat dan sinergi bersama para pelaku usaha. “Untuk menyediakan SDM peternakan, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kementan sudah disiapkan untuk melatih petugas yang akan melaksanakan program tersebut dan bekerja sama dengan perguruan tinggi yang mempunyai Fakultas Peternakan untuk memberikan pendampingan bagi peternak,” jelas Dirjen Nasrullah.

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian, diharapkan para peternak dapat lebih produktif dan berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan nasional. Mari bersama-sama wujudkan swasembada daging dan susu demi Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.

Menteri Pertanian Dorong Produksi Susu Kambing Perah Nasional

Sleman, 29 Juni 2024 – Kementerian Pertanian terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi susu nasional, salah satunya dengan mengembangkan usaha peternakan kambing perah di masyarakat. Pada tanggal 29 Juni, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke Bumi Nararya Farm (BNF) di Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.

Apresiasi untuk Bumi Nararya Farm

Dalam kunjungannya, Menteri Pertanian menyatakan bahwa kambing perah merupakan ternak perah alternatif yang cocok dikembangkan dan diterima secara luas di masyarakat. Susu kambing perah tidak hanya memiliki kandungan gizi lengkap yang mampu meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat, tetapi juga mudah dikelola oleh peternak.

“Usaha ternak kambing perah disukai peternak karena relatif mudah dan cepat menghasilkan,” ujar Mentan Amran. Bumi Nararya Farm, yang saat ini memiliki populasi sebanyak 706 ekor kambing perah, terdiri dari 628 ekor kambing betina dan 78 ekor kambing jantan, merupakan contoh nyata keberhasilan usaha ini.

Harapan untuk Duplikasi di Daerah Lain

Menteri Amran mengapresiasi kinerja pemilik Bumi Nararya Farm, Pak Didik, dan seluruh anggotanya yang telah mengembangkan peternakan kambing perah dengan baik. Beliau berharap bahwa apa yang telah dilakukan di BNF dapat diduplikasi di daerah lain.

“Duplikasi ini di wilayah lainnya adalah upaya kita untuk menekan impor susu agar kita bisa swasembada. Kami sangat menghargai dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan,” tambah Mentan Amran.

Statistik Populasi Kambing di Indonesia

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 18,5 juta ekor, dengan komposisi kambing pedaging sebanyak 15,2 juta ekor dan kambing perah sebanyak 3,3 juta ekor. Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan populasi kambing terbesar, menyumbang sekitar 20% dari total populasi kambing di Indonesia.

Manfaat Susu Kambing Perah

Saat ini, permintaan susu kambing perah cukup tinggi, terutama di kalangan masyarakat perkotaan. Susu kambing dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan diabetes. Selain itu, kambing dan domba juga memiliki peran penting dalam kuliner Indonesia, seperti sate kambing dan soto kambing, yang merupakan bagian dari budaya dan tradisi kuliner.

Membangun Keberlanjutan Ekonomi dan Pangan Nasional

Menteri Amran menekankan bahwa kerja keras dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan tidak hanya membangun keberlanjutan ekonomi, tetapi juga turut berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. “Kerja keras ini adalah bagian penting dari upaya kita untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Mentan Amran.

Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Tinjau Kesuksesan Program Pompanisasi di Kalimantan Tengah

Kotawaringin Timur, 26 Juni 2024 – Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau langsung pelaksanaan program pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Program ini dirancang untuk menghadapi tantangan gelombang panas global yang mempengaruhi produksi pertanian di banyak negara.

Presiden Jokowi menyampaikan rasa puasnya terhadap keberhasilan program ini yang telah meningkatkan produksi pertanian secara signifikan. “Pompa yang dijalankan saat ini terbukti mampu memberi dampak positif pada peningkatan produksi. Indonesia tetap mempertahankan produksinya di level aman, sementara banyak negara dalam kondisi memprihatinkan,” ungkap Presiden.

Dalam kunjungannya, Presiden juga mengumumkan bahwa pemerintah telah mendistribusikan 20 ribu pompa ke seluruh Indonesia dan berencana menambah jumlah ini hingga 70 ribu unit. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan air pada lahan tadah hujan yang terdampak oleh gelombang panas.

“Pompanisasi ini terbukti mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari satu kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali. Ini jelas meningkatkan produktivitas para petani,” tambah Presiden.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya program ini sebagai langkah antisipatif terhadap perubahan iklim dan El Nino. “Di Kotawaringin Timur, dengan 30 pompa yang tersedia, kita mampu mengairi lahan seluas 435 hektar. Potensi sawah tadah hujan di wilayah ini mencapai 7.620 hektar, dan kita berharap Indeks Pertanaman dapat meningkat dari IP 100 ke IP 300,” jelasnya.

Dampak positif dari program pompanisasi ini terlihat dari peningkatan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 9,82 persen atau 2.784 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Setiap pompa memiliki target mengairi luas lahan tertentu, dengan pompa 3 inch mengairi 10 hektar dan pompa 4 inch mengairi 15 hektar per musim tanam.

Program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah ketersediaan air dan produktivitas pertanian di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu.

Raker DPR: Mentan Amran Siapkan Program Keberlanjutan Produksi Pertanian

Jakarta- Kementerian Pertanian (Kementan) menyampaikan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi musim kemarau panjang yang diproyeksikan akan berdampak signifikan terhadap sektor pertanian nasional. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan komitmennya menjaga kedaulatan pangan nasional.

“Kami berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Menteri Amran dalam Rapat Kerja Komisi IV DPR RI di Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memproyeksikan musim kemarau tahun 2024 akan berlangsung panjang, mulai Juni hingga September, dengan puncaknya pada bulan Agustus.

Langkah-langkah antisipatif telah dipersiapkan sejak awal masa jabatan Amran sebagai Menteri Pertanian pada Oktober 2023. Dengan proyeksi yang lebih ekstensif dari BMKG, Kementan memperkuat kesiapannya dengan meningkatkan program-program strategis.

“Beberapa inisiatif yang disiapkan Kementan antara lain peningkatan infrastruktur pompa untuk pengairan lahan sawah tadah hujan, rehabilitasi jaringan irigasi tersier, optimalisasi penggunaan lahan rawa, serta peningkatan kapasitas dan manajemen waduk/bendungan,” kata Amran.

Teknologi budidaya pertanian hemat air dan gerakan panen air hujan juga diperkenalkan untuk meningkatkan ketahanan pangan terhadap dampak kekeringan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan luas tanam padi selama periode Oktober 2023 – April 2024 sebesar 6,55 juta hektare, mengalami penurunan 3,83 juta hektare atau 36% dibandingkan rata-rata periode yang sama tahun 2015-2019 sebesar 10,39 juta hektare. Penurunan luas tanam ini mempengaruhi luas panen padi dan berdampak pada penurunan produksi padi nasional.

“Kementan bersama dengan stakeholder terkait akan terus mengawasi dan melaksanakan langkah-langkah kesiapsiagaan kemarau dengan cermat untuk mengurangi dampak negatif musim kemarau terhadap produksi pangan nasional dan mempertahankan ketersediaan pangan yang memadai bagi masyarakat,” tutur Amran.

Saat ini, pembangunan pertanian menghadapi tantangan yang semakin kompleks akibat dampak perubahan iklim ekstrem El Nino, konflik geopolitik, dan dinamika ekonomi global. Hal ini menyebabkan restriksi ekspor dari negara-negara produsen pangan, meningkatnya biaya produksi dan harga pangan, serta potensi krisis pangan.

“Kekhawatiran terhadap jaminan produksi, masalah distribusi, dan akses pangan masyarakat perlu menjadi perhatian serius dalam penyediaan pangan bagi seluruh penduduk Indonesia,” kata Amran.

Sementara itu, pada tahun 2025, dalam mendukung pencapaian Indonesia Emas (IE) 2045, Kementan akan fokus pada empat program utama: Ketersediaan, Akses, dan Konsumsi Pangan Berkualitas; Nilai Tambah dan Daya Saing Industri; Pendidikan dan Pelatihan Vokasi; dan Dukungan Manajemen.

Target produksi komoditas pertanian pada tahun 2025 meliputi: padi sebesar 56,05 juta ton GKG, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334 ribu ton, cabai 3,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772 ribu ton, kakao 641 ribu ton, tebu 36 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi/kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4,0 juta ton.