Skip to main content

Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, memaparkan strategi besar untuk mencapai swasembada susu dan mengembangkan industri sapi perah nasional. Strategi ini dipresentasikan dalam sebuah talk show bertema “Mimpi Panjang Industri Sapi Perah Dataran Rendah di Indonesia,” yang merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2024 di Gedung International Convention Center (ICC), KST Soekarno, Cibinong, Bogor.

Dirjen Agung menyoroti tantangan dan peluang industri sapi perah di Indonesia. Saat ini, konsumsi susu per kapita di Indonesia mencapai 16,1 liter per tahun, masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Namun, tren positif terlihat dengan peningkatan konsumsi susu sebesar 6% per tahun, mencerminkan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya susu dalam pola makan sehari-hari.

Untuk mencapai swasembada susu, Ditjen PKH telah merumuskan berbagai inisiatif strategis. Fokus utama adalah meningkatkan kualitas genetik sapi perah, pengembangan kluster khusus sapi perah, dan pemanfaatan lahan potensial. Pemerintah juga berencana membangun industri peternakan sapi perah terintegrasi atau Mega Farm di luar Pulau Jawa, dengan 63 perusahaan yang telah berkomitmen untuk terlibat. Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh rantai pasok industri, mulai dari pengembangan lahan hingga pembangunan fasilitas pengolahan susu, dengan populasi sapi perah yang ditargetkan mencapai 1,03 juta ekor.

Selain itu, Ditjen PKH juga mendorong kampanye edukasi konsumsi susu, termasuk melalui program Gerakan Minum Susu bagi anak sekolah dasar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang melibatkan lebih dari 5.600 siswa. Langkah ini bertujuan menanamkan kebiasaan sehat sejak dini, guna mendukung swasembada susu dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Talk show ini juga menampilkan presentasi dari para ahli, termasuk Rija Fauzi dari PT. Global Dairy Alam, Anneke Anggraeni, dan Dedi Setiadi, yang membahas berbagai aspek teknologi dan manajemen dalam industri sapi perah.

“Kami berharap melalui pertemuan penting ini, kita bisa mengidentifikasi solusi yang efektif dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri sapi perah di Indonesia,” ujar Dirjen Agung dalam penutupannya.

Temukan informasi lebih lanjut dan ikuti perkembangan terbaru tentang industri peternakan di Indonesia di situs web kami.

Dirjen PKH Paparkan Strategi Besar untuk Swasembada Susu di InaRI Expo 2024

Pada Sabtu, 10 Agustus 2024, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, Agung Suganda, memaparkan strategi besar untuk mencapai swasembada susu dan mengembangkan industri sapi perah nasional. Strategi ini dipresentasikan dalam sebuah talk show bertema “Mimpi Panjang Industri Sapi Perah Dataran Rendah di Indonesia,” yang merupakan bagian dari rangkaian Indonesia Research and Innovation (InaRI) Expo 2024 di Gedung International Convention Center (ICC), KST Soekarno, Cibinong, Bogor.

Dirjen Agung menyoroti tantangan dan peluang industri sapi perah di Indonesia. Saat ini, konsumsi susu per kapita di Indonesia mencapai 16,1 liter per tahun, masih tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga. Namun, tren positif terlihat dengan peningkatan konsumsi susu sebesar 6% per tahun, mencerminkan kesadaran masyarakat yang semakin tinggi terhadap pentingnya susu dalam pola makan sehari-hari.

Untuk mencapai swasembada susu, Ditjen PKH telah merumuskan berbagai inisiatif strategis. Fokus utama adalah meningkatkan kualitas genetik sapi perah, pengembangan kluster khusus sapi perah, dan pemanfaatan lahan potensial. Pemerintah juga berencana membangun industri peternakan sapi perah terintegrasi atau Mega Farm di luar Pulau Jawa, dengan 63 perusahaan yang telah berkomitmen untuk terlibat. Proyek ini dirancang untuk mencakup seluruh rantai pasok industri, mulai dari pengembangan lahan hingga pembangunan fasilitas pengolahan susu, dengan populasi sapi perah yang ditargetkan mencapai 1,03 juta ekor.

Selain itu, Ditjen PKH juga mendorong kampanye edukasi konsumsi susu, termasuk melalui program Gerakan Minum Susu bagi anak sekolah dasar di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang melibatkan lebih dari 5.600 siswa. Langkah ini bertujuan menanamkan kebiasaan sehat sejak dini, guna mendukung swasembada susu dan memperkuat ketahanan pangan nasional.

Talk show ini juga menampilkan presentasi dari para ahli, termasuk Rija Fauzi dari PT. Global Dairy Alam, Anneke Anggraeni, dan Dedi Setiadi, yang membahas berbagai aspek teknologi dan manajemen dalam industri sapi perah.

“Kami berharap melalui pertemuan penting ini, kita bisa mengidentifikasi solusi yang efektif dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan industri sapi perah di Indonesia,” ujar Dirjen Agung dalam penutupannya.

Temukan informasi lebih lanjut dan ikuti perkembangan terbaru tentang industri peternakan di Indonesia di situs web kami.

Sukses Program Pompanisasi: Kabupaten Soppeng Lampaui Target Perluasan Lahan Tanam

Soppeng, 10 Agustus 2024 – Tim Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros melakukan kunjungan lapangan ke Kabupaten Soppeng untuk memonitor pelaksanaan Program Pompanisasi. Kabupaten Soppeng telah mencapai target 100% dalam distribusi 112 paket pompanisasi, yang telah disalurkan kepada 112 kelompok tani di 9 kecamatan. Selain itu, perkembangan Perluasan Area Tanam (PAT) di Soppeng menunjukkan hasil yang sangat memuaskan. Dari target 1.728 hektar, Kabupaten Soppeng berhasil menambah PAT hingga 2.081 hektar, melebihi ekspektasi awal.

Salah satu petani penerima manfaat program, H. Syarifuddin, Ketua Kelompok Tani Kenari di Kecamatan Ganra, menyampaikan rasa terima kasihnya. Setelah menerima bantuan pompa, sawahnya seluas 148 hektar yang sebelumnya sulit terairi kini dapat menerima suplai air yang cukup, berkat pompa yang baru dipasang di lahannya.

Program Pompanisasi telah menjadi salah satu program unggulan Kementerian Pertanian dalam menghadapi tantangan krisis pangan. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, “Pompanisasi adalah solusi cepat dan efektif yang dapat segera meningkatkan produksi pangan di Indonesia, terutama di tengah perubahan iklim dan kekeringan yang mengancam produktivitas pertanian.”

Dengan keberhasilan implementasi program ini, petani di Kabupaten Soppeng kini dapat meningkatkan produksi mereka secara signifikan, mendukung ketahanan pangan nasional.

Forum Konsultasi Publik Balai Besar Veteriner Maros: Meningkatkan Pelayanan Publik dan Komitmen Anti Korupsi

Makassar, 1 Agustus 2024. Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros) sukses menyelenggarakan forum konsultasi publik di Hotel Dalton Makassar yang mengundang berbagai stakeholder dan perwakilan pengguna jasa. Acara ini bertujuan untuk menyerap masukan dan saran dari para peserta guna meningkatkan kualitas pelayanan publik yang kami berikan.

Dalam forum tersebut, BBVet Maros mendapatkan banyak wawasan dan perspektif dari para stakeholder, yang sangat berharga untuk pengembangan pelayanan kami di masa mendatang. Kami berterima kasih atas partisipasi aktif dan kontribusi yang diberikan oleh semua pihak yang hadir.

Kami juga merasa terhormat dengan kehadiran Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, yang memberikan wawasan lebih lanjut tentang pentingnya pelayanan publik yang transparan dan akuntabel. Wawasan ini menjadi panduan bagi kami untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Sebagai bentuk komitmen kami, dalam forum tersebut dilakukan penandatanganan komitmen bersama bahwa BBVet Maros akan senantiasa berupaya untuk memberikan pelayanan publik yang maksimal dan menghindari praktik-praktik korupsi. Kami percaya bahwa dengan integritas dan dedikasi, kami dapat mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik dan terpercaya.

Kami berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam forum ini. Kami berharap, masukan dan saran yang diberikan dapat membantu BBVet Maros dalam memberikan pelayanan yang lebih optimal dan memenuhi harapan masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kegiatan dan pelayanan kami, silakan kunjungi website resmi BBVet Maros dan ikuti kami di media sosial.

Rakor Optimalisasi Dana Alokasi Khusus untuk Surveilans Penyakit Hewan dan Launching Proyek Perubahan

Maros, 31 Juli 2024 – Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros) menyelenggarakan rapat koordinasi secara virtual terkait optimalisasi penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk mendukung penyidikan penyakit hewan di wilayah kerjanya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dalam pelaksanaan surveilans penyakit hewan dan produk asal hewan, bekerja sama dengan Puskeswan Kabupaten/Kota di bawah naungan BBVet Maros.

Dr. drh. Muflihanah, M.Si., pemateri dalam rapat ini, menekankan bahwa surveilans yang akan dilakukan dengan memanfaatkan Dana DAK memiliki prioritas pada sejumlah penyakit utama, termasuk Antraks, Brucellosis, ASF, LSD, PMK, Jembrana, Rabies, CSF, HPAI, Surra, dan SE. “Kami berfokus pada penyakit-penyakit prioritas ini untuk menjaga kesehatan hewan di wilayah kerja kami,” ujar Dr. Muflihanah.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Kelembagaan dan Sumber Daya Kesehatan Hewan, Direktorat Kesehatan hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH), Kementerian Pertanian, drh. Irpansyah Batubara, M.Si., menekankan pentingnya peran BBVet Maros dalam mengorganisir Puskeswan di kabupaten/kota. “BBVet Maros harus memastikan bahwa Puskeswan melaksanakan tugas pengambilan, pengiriman, dan pelaporan sampel dengan tepat, serta melaporkan data tersebut ke dalam sistem iSIKHNAS,” jelasnya.

Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Ditjen PKH, Kementerian Pertanian, BBVet Maros memiliki tugas pokok dan fungsi untuk memetakan situasi penyakit hewan di wilayahnya. Oleh karena itu, Puskeswan kabupaten/kota diharapkan dapat melaporkan lalu-lintas hewan dan status penyakit di wilayah mereka dengan menggunakan iSIKHNAS, sebuah sistem informasi yang mengintegrasikan data laboratorium dengan laporan penyakit hewan.

Dalam rapat tersebut, Kepala Bagian Umum BBVet Maros, drh. Dinar Hadi Hartawan, M.Sc., bersama Tim Pokja Teknis, juga mensosialisasikan berbagai inovasi sistem informasi terkait pelayanan kesehatan hewan. drh. Dinar menjelaskan tentang strategi “Yantek untuk Tapir Tuah” yang bertujuan meningkatkan kualitas pelayanan veteriner, terutama untuk program distribusi ternak bantuan pemerintah. “Kami telah menyusun SOP yang mengatur proses pra-distribusi dan pasca-distribusi ternak, guna memastikan bantuan ternak berjalan optimal setiap tahunnya,” ungkapnya.

Selain itu, Tim Pokja Teknis yang diwakili oleh drh. Dini Marmansari memperkenalkan “iPelanduk,” sebuah sistem kewaspadaan dini untuk pengendalian penyakit hewan dan keamanan pangan produk asal hewan. Sistem ini menyajikan peta penyakit hewan dengan layanan visualisasi hasil uji laboratorium di website BBVet Maros. “Kami juga menyediakan ‘TanyaVet,’ sebuah layanan bot percakapan interaktif yang memudahkan masyarakat mendapatkan informasi seputar kesehatan hewan melalui website kami,” tambah drh. Dini.

Strategi “Yantek untuk Tapir Tuah” dan “iPelanduk” merupakan proyek perubahan dari drh. Dinar Hadi Hartawan, M.Sc dan drh. Dini Marmansari, yang mendapat dukungan penuh dari Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si. Dengan peluncuran proyek perubahan ini, diharapkan pelayanan peternakan dan kesehatan hewan di Indonesia semakin meningkat, mendukung tenaga kesehatan hewan serta kesehatan ternak dan ketahanan pangan secara nasional.

Pembekalan Manajemen Peternakan di Desa Pucak: Meningkatkan Produktivitas Peternak Kambing

Pemerintah berkomitmen untuk mendukung produktivitas peternakan dengan memberikan pembekalan manajemen langsung kepada peternak. Salah satu upaya tersebut baru saja kami laksanakan di Desa Pucak, Tompobulu, Maros, Sulawesi Selatan!

Dalam kegiatan ini, Balai Besar Veteriner Maros bekerja sama dengan Universitas Hasanuddin untuk membekali peternak dengan materi manajemen pemeliharaan kambing. Para peternak mendapatkan pengetahuan mendalam mulai dari sistem perkandangan yang ideal hingga kesehatan ternak. Dengan pembekalan ini, diharapkan peternak dapat menerapkan praktik-praktik terbaik dalam pengelolaan peternakan mereka, sehingga produktivitas dan kesejahteraan ternak dapat meningkat.

Tidak hanya itu, kami juga menghadirkan Direktur Pakan, drh. Nur Saptahidayat, M.Sc., yang memberikan materi tentang manajemen pakan dan alternatif pakan ternak. Para peternak mendapatkan keterampilan baru dalam membuat pakan silase, sebuah teknik pengawetan pakan yang dapat meningkatkan ketersediaan dan kualitas pakan bagi ternak mereka sepanjang tahun.

Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan kami untuk meningkatkan kesejahteraan peternak dan produktivitas peternakan di daerah ini. Dengan dukungan pemerintah dan kolaborasi dengan berbagai pihak, kami percaya bahwa peternak di Desa Pucak dapat meraih hasil yang lebih baik dan berkelanjutan.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kegiatan dan program kami, serta tips dan panduan dalam peternakan, silakan kunjungi website resmi BBVet Maros dan ikuti kami di media sosial.

Program Pompanisasi Tingkatkan Produktivitas Pertanian di Luwu Timur

Luwu Timur, 21 Juli 2024 – Tim Program Pompanisasi dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros melakukan kunjungan ke Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan, untuk memantau progres pemasangan pompa dalam upaya meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah tersebut. Hari ini, pemasangan pompa dilakukan pada Kelompok Tani Sipatuo Deceng yang berlokasi di Desa Pongkeru, Kecamatan Malili. Pompa ini diharapkan dapat mengairi area pertanian seluas 30 hektar, membantu petani dalam mengatasi masalah irigasi.

Dengan pemasangan pompa di Desa Pongkeru, total sudah 40 dari 48 pompa yang diterima oleh kelompok tani di Kabupaten Luwu Timur telah terpasang. Sebagai informasi, Kabupaten Luwu Timur mengajukan 102 paket pompa dalam Program Pompanisasi ini. Sementara itu, progres Perluasan Area Tanam (PAT) di Kabupaten Luwu Timur menunjukkan hasil yang menggembirakan, mencapai 994,93 hektar dari target 1.975 hektar.

Progres Program Pompanisasi di Kabupaten Luwu Timur menunjukkan tren positif. Diharapkan, pemanfaatan program ini dapat tepat sasaran menjelang musim kemarau, sehingga para petani dapat terus meningkatkan produktivitas lahan mereka meskipun di tengah ancaman kekeringan.

Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produktivitas pertanian nasional di tengah tantangan perubahan iklim. Program Pompanisasi merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pertanian pada tahun 2024, yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan kekeringan dan meningkatkan produksi pangan di Indonesia.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa Program Pompanisasi adalah solusi efektif dan cepat dalam menghadapi krisis pangan. “Kami berkomitmen untuk mendukung para petani melalui program-program strategis seperti Pompanisasi ini, agar ketahanan pangan nasional dapat terjaga,” ujarnya.

Dengan keberhasilan implementasi program ini di Kabupaten Luwu Timur, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memanfaatkan Program Pompanisasi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.

Mentan Ajak Peternak Sapi, Kambing, dan Domba Tingkatkan Produksi Daging dan Susu

Jakarta, 2 Juli 2024 – Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengundang secara langsung para pelaku usaha di bidang peternakan, khususnya peternak sapi, kambing, dan domba, untuk mempercepat penyediaan daging dan susu yang berkualitas. Acara ini berlangsung di Kantor Pusat Kementerian Pertanian pada tanggal 2 Juli.

Dalam kesempatan tersebut, Mentan Amran menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha untuk mencapai tujuan besar dalam program Makan Bergizi. “Rencana besar kita adalah Makan Bergizi. Saatnya kita bergandengan tangan, bersinergi, dan berkolaborasi untuk menggunakan momentum emas ini dalam memenuhi program Presiden terpilih,” ujar Mentan Amran.

Mentan Amran juga menyoroti berbagai aspek penting yang harus diperhatikan dalam penyediaan daging dan susu, seperti regulasi dan legalitas (perizinan), sumber benih dan bibit, kemudahan lahan, insentif pembiayaan, serta sarana dan prasarana logistik. “Permudah legalitas, pelaku usaha berproduksi dan menguntungkan. Regulasi-regulasi mana yang dibutuhkan, sampaikan ke sini,” tegas Mentan Amran.

Lebih lanjut, Mentan Amran menambahkan bahwa ke depannya perlu dibuat kawasan terintegrasi untuk menciptakan sistem produksi yang efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri (TAM) Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, Ali Agus, turut menyampaikan pentingnya peran pemerintah dalam memfasilitasi pelayanan prima kepada para pelaku usaha peternakan. “Mereka adalah pahlawan-pahlawan pangan yang menyediakan sumber-sumber protein hewani seperti susu dan daging. Tugas kita adalah menerjemahkan arahan Menteri Pertanian ke dalam bentuk yang nyata, bagaimana melayani dengan optimal dan prima,” ujar Ali Agus.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, berharap Indonesia dapat mencapai swasembada daging dan susu melalui kolaborasi kuat dan sinergi bersama para pelaku usaha. “Untuk menyediakan SDM peternakan, UPT (Unit Pelaksana Teknis) Kementan sudah disiapkan untuk melatih petugas yang akan melaksanakan program tersebut dan bekerja sama dengan perguruan tinggi yang mempunyai Fakultas Peternakan untuk memberikan pendampingan bagi peternak,” jelas Dirjen Nasrullah.

Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pertanian, diharapkan para peternak dapat lebih produktif dan berkontribusi dalam menciptakan ketahanan pangan nasional. Mari bersama-sama wujudkan swasembada daging dan susu demi Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.

Penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) untuk Program Pembebasan Penyakit Hewan Brucellosis di Kab. Kep. Selayar

Makassar, 1 Juli 2024 – Balai Besar Veteriner Maros (BBVet Maros) melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) bersama Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulawesi Selatan. Nota kesepahaman ini menandai komitmen bersama untuk melaksanakan program pembebasan penyakit hewan Brucellosis di Kabupaten Kepulauan Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Acara penandatanganan ini juga disaksikan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Selayar.

Dalam sambutannya, Kepala Balai Besar Veteriner Maros menyatakan bahwa pembebasan penyakit Brucellosis di Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan prioritas utama BBVet Maros. “Balai Besar Veteriner Maros adalah laboratorium rujukan nasional untuk penyakit Brucellosis. Kami menargetkan pembebasan penyakit ini pada tahun 2025. Dengan status bebas Brucellosis, Kabupaten Kepulauan Selayar berpotensi memperoleh pendapatan hingga 77 miliar rupiah per tahun dari sektor peternakan,” jelasnya.

Program pembebasan Brucellosis ini tidak hanya berfokus pada peningkatan kesehatan hewan, tetapi juga diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ekonomi lokal. Melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi peternakan, pendapatan daerah dapat ditingkatkan secara substansial.

Kami berterima kasih atas komitmen dan dukungan penuh dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sulawesi Selatan serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Selayar dalam program ini. Kerja sama yang solid antara instansi terkait diharapkan dapat mempercepat pencapaian target bebas Brucellosis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak di Kabupaten Kepulauan Selayar.

Balai Besar Veteriner Maros berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam memastikan kesehatan hewan dan kesejahteraan peternak di seluruh Indonesia. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, kami optimis target pembebasan Brucellosis dapat tercapai dan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian daerah.

Menteri Pertanian Dorong Produksi Susu Kambing Perah Nasional

Sleman, 29 Juni 2024 – Kementerian Pertanian terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan produksi susu nasional, salah satunya dengan mengembangkan usaha peternakan kambing perah di masyarakat. Pada tanggal 29 Juni, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melakukan kunjungan kerja ke Bumi Nararya Farm (BNF) di Dusun Kemirikebo, Girikerto, Turi, Sleman, Yogyakarta.

Apresiasi untuk Bumi Nararya Farm

Dalam kunjungannya, Menteri Pertanian menyatakan bahwa kambing perah merupakan ternak perah alternatif yang cocok dikembangkan dan diterima secara luas di masyarakat. Susu kambing perah tidak hanya memiliki kandungan gizi lengkap yang mampu meningkatkan kesehatan dan kecerdasan masyarakat, tetapi juga mudah dikelola oleh peternak.

“Usaha ternak kambing perah disukai peternak karena relatif mudah dan cepat menghasilkan,” ujar Mentan Amran. Bumi Nararya Farm, yang saat ini memiliki populasi sebanyak 706 ekor kambing perah, terdiri dari 628 ekor kambing betina dan 78 ekor kambing jantan, merupakan contoh nyata keberhasilan usaha ini.

Harapan untuk Duplikasi di Daerah Lain

Menteri Amran mengapresiasi kinerja pemilik Bumi Nararya Farm, Pak Didik, dan seluruh anggotanya yang telah mengembangkan peternakan kambing perah dengan baik. Beliau berharap bahwa apa yang telah dilakukan di BNF dapat diduplikasi di daerah lain.

“Duplikasi ini di wilayah lainnya adalah upaya kita untuk menekan impor susu agar kita bisa swasembada. Kami sangat menghargai dedikasi dan kerja keras yang telah diberikan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan,” tambah Mentan Amran.

Statistik Populasi Kambing di Indonesia

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), populasi kambing di Indonesia saat ini mencapai 18,5 juta ekor, dengan komposisi kambing pedaging sebanyak 15,2 juta ekor dan kambing perah sebanyak 3,3 juta ekor. Jawa Tengah dan Jawa Timur menjadi provinsi dengan populasi kambing terbesar, menyumbang sekitar 20% dari total populasi kambing di Indonesia.

Manfaat Susu Kambing Perah

Saat ini, permintaan susu kambing perah cukup tinggi, terutama di kalangan masyarakat perkotaan. Susu kambing dikenal memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan diabetes. Selain itu, kambing dan domba juga memiliki peran penting dalam kuliner Indonesia, seperti sate kambing dan soto kambing, yang merupakan bagian dari budaya dan tradisi kuliner.

Membangun Keberlanjutan Ekonomi dan Pangan Nasional

Menteri Amran menekankan bahwa kerja keras dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas produk peternakan tidak hanya membangun keberlanjutan ekonomi, tetapi juga turut berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional. “Kerja keras ini adalah bagian penting dari upaya kita untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutup Mentan Amran.

Presiden Jokowi dan Menteri Pertanian Tinjau Kesuksesan Program Pompanisasi di Kalimantan Tengah

Kotawaringin Timur, 26 Juni 2024 – Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meninjau langsung pelaksanaan program pompanisasi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Program ini dirancang untuk menghadapi tantangan gelombang panas global yang mempengaruhi produksi pertanian di banyak negara.

Presiden Jokowi menyampaikan rasa puasnya terhadap keberhasilan program ini yang telah meningkatkan produksi pertanian secara signifikan. “Pompa yang dijalankan saat ini terbukti mampu memberi dampak positif pada peningkatan produksi. Indonesia tetap mempertahankan produksinya di level aman, sementara banyak negara dalam kondisi memprihatinkan,” ungkap Presiden.

Dalam kunjungannya, Presiden juga mengumumkan bahwa pemerintah telah mendistribusikan 20 ribu pompa ke seluruh Indonesia dan berencana menambah jumlah ini hingga 70 ribu unit. Langkah ini diambil untuk memastikan ketersediaan air pada lahan tadah hujan yang terdampak oleh gelombang panas.

“Pompanisasi ini terbukti mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari satu kali tanam dalam setahun menjadi tiga kali. Ini jelas meningkatkan produktivitas para petani,” tambah Presiden.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pentingnya program ini sebagai langkah antisipatif terhadap perubahan iklim dan El Nino. “Di Kotawaringin Timur, dengan 30 pompa yang tersedia, kita mampu mengairi lahan seluas 435 hektar. Potensi sawah tadah hujan di wilayah ini mencapai 7.620 hektar, dan kita berharap Indeks Pertanaman dapat meningkat dari IP 100 ke IP 300,” jelasnya.

Dampak positif dari program pompanisasi ini terlihat dari peningkatan produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebesar 9,82 persen atau 2.784 ton dibandingkan tahun sebelumnya. Setiap pompa memiliki target mengairi luas lahan tertentu, dengan pompa 3 inch mengairi 10 hektar dan pompa 4 inch mengairi 15 hektar per musim tanam.

Program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi masalah ketersediaan air dan produktivitas pertanian di Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin tidak menentu.